Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
kasih-Nyalah kami diberikan kesehatan serta petunjuknya sehingga diberikan
kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ini.
Sepenuhnya
kami
sadari bahwa apa yang kami suguhkan pada tulisan ini
keberadaannya masih sangat
sederhana. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan wawasan yang ada pada kami masih sangat
terbatas. Maka kami mohon
masukannya yang bersifat membangun agar karya tulis kami bisa lebih baik lagi.
Namun rasa bangga tetap ada pada diri kami karena tulisan ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam
kesempatan ini kami harap, semoga karya tulis kami dapat bermanfaat bagi kita
semua, setidaknya untuk mengetahui tentang kota Jogjakarta.
Akhir kata
kami
mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Kuta & guru-guru
pembimbing yang telah mengijinkan untuk melaksanakan study tour. Tidak lupa
kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah membiayai dana study tour kami.
Kuta, 06 Januari 2015
Penulis
Siswa – Siswi
Kelas 8G
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Jogjakarta dikenal dengan banyak
sebutan di Indonesia diantaranya adalah Kota
Gudeg, Kota Pelajar, Kota Senimandan Kota Bakpia. Provinsi disini juga pernah
menjadi Ibukota Indonesia pada tahun 1946-1949 sebelum akhirnya dipindahkan lagi
ke Jakarta. Jogjakarta adalah salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki status istimewa dan juga provinsi ini terkenal
karena wisatanya sama hal nyadengan provinsi Bali. Baik wisata alam, wisata
kuliner, wisata pengetahuan maupun wisata sejarahnya.Objek-objek wisata yang
sering
dikunjungi saat berlibur
ke Jogjakarta baik objek wisata alam, sejarah, pengetahuan, maupun kuliner adalah
seperti: Candi Borobudur, Candi
Prambanan, Kraton Jogjakarta, Taman Pintar, Kawasan oleh-oleh BakpiaDjava, Malioboro, Kebun Binatang GembiraLoka
dan lain-lain. Tak ayal bila Jogjakarta sering dikunjungin oleh para wisatawan
baik mancanegara maupun lokal untuk berlibur dan menghabiskan waktu
istirahatnya di Jogja. Jogjakarta juga menjadi tujuan banyak sekolah untuk
melaksanakan program study tour termasuk juga sekolah kami karena banyak wisata
pengetahuan maupun sejarahnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini identifikasi
masalah yang dapat diungkapkan antara lain adalah :
a.
Mengetahui
berbagai wisata yang ada di Jogjakarta
b.
Mengenal
dan melihat berbagai macam peninggalan sejarah yang ada di Jogjakarta
c.
Ditetapkannya
Candi Borobudur sebagai keajaiban dunia
d.
Usaha
yang dilakukan untuk menjaga peninggalan
sejarah yang ada di Jogjakarta
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
kajian dalam latar belakang di atas maka terdapat tiga permasalahan yang akan
dibahas. Permasalahan tersebut antara lain :
a.
Apa saja wisata yang ada di Jogjakarta?
b.
Apa saja peninggalan sejarah yang ada di Jogjakarta?
c.
Bagaimana bisa Candi Borobudur sebagai keajaiban dunia?
d.
Bagaima usaha yang dilakukan untuk menjaga peninggalan sejarah yang ada
di Jogjakarta?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan
Umum
Tujuan umum dari
penelitian ini adalah untuk mengenal dan mengetahui perkembangan wisata di
Jogjakarta
1.4.2 Tujuan
Khususnya
a.
Menjalankan program sekolah
b.
Menambah wawasan seputar keragaman budaya dan wisata Jogjakarta
c.
Meningkatkan kemandirian, dan solidaritas antar siswa dan guru
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis penelitian ini bermanfaat guna mengetahui berbagai objek-objek wisata
di Jogjakarta
1.5.2 Manfaat
Praktis
a.
Agar dapat mengetahui
wisata yang ada di Jogjakarta
b.
Untuk mengetahui
peninggalan sejarah di Jogjakarta
c.
Untuk mengetahui
bagaimana Candi Borobudur bisa menjadi keajaiban dunia
d.
Untuk mengetahui
usaha yang harus dilakukan untuk menjaga peninggalan sejarah yang ada di
Jogjakarta
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Perjalan
Menuju ke Yogyakarta
Pada tanggal 21 Desember 2014
kami siswa siswa SMPN 1 KUTA tepatnya kami kelas VIII G sudah berkumpul di
Central Parkir dan bersiap-siap untuk perjalanan ke Yogyakarta, sekitar
pukul 12
siang rombongan berangkat bersama 7 bus dan 22 orang siswa dari kelas VIII G,
di perjalanan banyak kejadian-kejadian seru yang kami alami, kami pun semakin
mengenal sifat, watak, bahkan kebiasaan-kebiasaan tak terduga dari kami, kami
merasa solidaritas kami semakin erat akibat perjalanan yang lumayan lama dari
Bali menuju Yogyakarta. Tak terasa sekitar pukul 5.30 WITA kami sampai di
pelabuhan Gilimanuk, kami pun bersiap untuk turun dari bus dan masuk ke kapal laut,
sebelum kami turun dari bus, ada seorang pengamen yang masuk kedalam bus kami,
ia menyanyikan sebuah lagu dan membuat kami sedikit tertawa dan terhibur,
karena merasa terhibur kami memberikan sedikit dari uang yang kami bawa,
perjalanan kami pun dilanjutkan. Sebuah pengalaman baru bagi kami yang belum
pernah menaiki kapal laut, kami tak merasa bosan di kapal laut karena banyak
hal yang bisa kami lakukan selama perjalanan seperti bercerita atau berbagi
pengalaman, makan snack, mengambil berberapa gambar yang menarik dll.Tak terasa
kami pun sampai di pelabuhan Ketapang, sedikit lega rasanya saat menginjakan
kaki kami di tanah Jawa Timur ini, tak mau membuang-buang waktu lagi kami
langsung berangkat untuk melanjutkan perjalanan, sekitar pukul 9 malam waktu
Indonesia barat rombongan kami sampai di Restaurant Purbolinggo untuk menikmati
makan malam, setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, hal yang
menyenangkan bagi kami saat seharian bersama di dalam bus, dan menghabiskan
waktu sambil menyanyi, menonton serta lainnya, malam itu terasa lebih lama karena kami sangat
menikmati malam yang ceria ini. Setelah seharian di bus akhirnya 22 Desember 2014
sekitar pukul 12 siang waktu Indonesia barat rombongan tiba di Resturant
Kampung Ulu untuk makan,
mandi, dan istirahat, lalu
melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur
2.2 Borobudur
Setelah dari Restaurant Kampung
Ulu, kami rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Borobudur, tidak butuh
waktu yang lama untuk sampai ke Borobudur, walaupun cuaca sedang tidak bagus,
namun itu tidak akan menyurutkan niat kami untuk berwisata di daerah Yogyakarta
ini. Akhirnya kami sampai di Candi Borobudur yang terletak di
desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, baru saja kami akan turun sudah banyak ada tawaran untuk menyewa payung
maupun membeli jas hujan, beberapa dari kami ada yang menyewa payung maupun
membeli jas hujan untuk jaga-jaga karena memang pada saat itu cuaca disana
sedang hujan. Banyak pengetahuan yang kami dapatkan disini baik tentang lokasi
maupun sejarang yang kami rangkum seperti berikut :
LOKASI
Candi Borobudur terletak di desa Borobudur,
kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, jawa tengah dan dikeliilingi beberapa
dusun antara lain Segoro, Sabreng, Gopala, Jawahan, Barepan, Ngarak. Kelan, Janan
dan Gendingan.
Dr. Soekmono dalam bukunya Candi Borubudur, Pustaka Jaya menuliskan :
Pada
zaman dahulu Pulau Jawa terapung-apung ditengah lautan oleh karenanya harus
dipaku pada pusat bumi agar dapat dihuni manusia. Paku yang sangat besar itu
kini menjadi sebuah gunung yang terletak dikota Magelang yaitu gunung Tidar.
Disebelah selatan gunung Tidar kira-kira jarak 15 km terdapat Candi Borobudur.
Candi Borobudur terletak di daratan Kedu hampir seluruhnya dikelilingi
pergunungan. Disebelah timur terdapat gunung Merapi dan gunung ,Merbabu. Pada
gunung Merapi itu setiap dua atau tiga tahun terdengar letusan-letusan yang
menandakan masih aktif dalam kegiatannya. Sisi darat laut terdapat gunung
Sumbing dan Sindoro. Juga di sebelah selatan yang membujur dari timur kebarat
terdapat pergunungan Menoreh. Oleh karena puncak-puncak pergunungan ini banyak
yang runcing bagai menara maka pergunungan ini dinamakan pergunungan Menoreh.
Dilihat dari candi Borobudur puncak-puncak pergunungan Menoreh serupa dengan
seorang yang sedang terlentar diatas pergunungan tersebut. Karena itulah ada
cerita rakyat yang menjelaskan bahwa bagian dari puncak gunung yang serupa
dengan orang tidur itu adalah Gunadharma, yaitu ahli bangunan yang berhasil
membuat candi Borobudur.
Dataran kedu dialiri oleh dua sungai besar yaitu sungai Progo dan sungai
Elo yang akhirnya menyatu menjadi sungai Progo dan mengalir ke selatan menuju
Samudra Indonesia.
HTISAR SEJARAH
Waktu didirikan :
Sampai
sekarang belum pernah ditemukan sumber tertulis yang menyebutkan bilamana candi
Borobudur itu dibangun sehingga secara pasti tidak dapat
ditentukan usianya. Beberapa bukti telah dikemukakan oleh para ahli untuk
menentukan usia dari bangunan Borobudur itu. Pada bagian kaki candi borobudur
yang tertutup terdapat tulisan singkat berbahasa sansekerta dengan huruf kawi.
Dengan membandingkan bentuk huruf-huruf tersebut dengan prasati bertarikh yang
ada di indonesia, maka sementara sarjana berpendapat bahwa candi Borobudur
dibangun sekitar tahun 800 M. Pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja raja
dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana sehingga dapatlah
dikatakan bahwa borobudur bersifat agama Budha Mahayana itu ada hubungannya
dengan Wangsa Syailendra.
(Drs.
Soedirman, Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia,1980,hal1)
Uraian bentuk bangunan:
Candi
Borobudur tidak mempunyai bilik ataupun ruangan didalamnya oleh karena itu
tidak dapat berfungsi sepenuhnya sebagai candi. Maka lebih tepatnya kiranya
kalau bangunan itu kita anggap sebagai bangunan ziarah dan bukan sebagai tempat
pemujaan.
Sesungguhnyalah
adanya jenjang jenjang dan lorong lorong dimaksudkan sebagai pengantar serta
pemandu para peziarah untuk menuju ke puncak melalui jalan keliling dari satu
tingkat ke tingkat berikutnya.
Perjalanan
setingkat demi setingkat sesuai benar dengan aliran Budha yang memang sangat
mementingkan adanya tingkatan tingkatan dalam persiapan mental para
pengantutnya yang setia. Melalui tingkatan tingkatan itulah tujuan akhir
perjalanan manusia dapat tercapai. Yaitu terlepasnya secara mutlak dari segi
ikatan duniawi dan dapat bebas secara mutlak dari kelahiran kembali.
Adapun
tingkatan tingkatan itu pada dasarnya dapat pula diterapkan pembagian alam
semesta menjadi 3 dunia:
Dunia paling bawah
KAMADHATU : Atau
dunia hasrat.
Dalam tingkatan ini manusia masih terikat pada hasrat bahkan dikuasai
oleh hasrat. Relief ini terdapat pada kaki candi bangunan asli. Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih
dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar
tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi
candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160
panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur
tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat
beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki tambahan yang
menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik
Dunia yang lebih
tinggi
RUPADHATU : Atau
dunia rupa.
Manusia telah meninggalkan segala hasratnya, tetapi masih terikat
pada nama dan rupa. Bagian ini terdapat pada langkan 1 sampai 5. Empat undak
teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya dihiasi galeri relief
oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu
terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya
2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah
dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung
dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di
dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan.[5] Pada pagar
langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari
ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai
ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika
(stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran
relief.
Dunia yang tertinggi
ARUPADHATU : Atau
dunia tanpa rupa
Dalam tingkatan ini sudah tidak ada sama sekali nama
ataupun rupa. Manusia telah bebas sama sekali dan telah memutuskan
untuk selama lamanya segala ikatan kepada dunia fana. Berbeda dengan
lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai kelima hingga
ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang
berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran.
Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala
keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada
pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam
tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa
kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing
berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras terbawah stupanya lebih
besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu teras teratas stupanya
sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung-patung
Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam
kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Rancang bangun
ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud,
yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat.
Setidaknya itulah beberapa pengetahuan yang kami dapatkan dari guide
travel kami, setelah beberapa jam mengelilingi bngunan indah nan megah itu,
rombongan kami berkumpul kembali dan masuk kedalam bus untuk melanjutkan
perjalan selanjutnya.
Agar candi bersejarah ini tetap
terjaga dan lestari, adapun cara-cara untuk pelestrariannya, yaitu :
Pengawasan
Candi Borobudur setelah selesai dipugar tidak berarti selesai sudah perawatan
terhadap candi tersebut. Tidak ada jaminan kalau Candi Borobudur terbebas dari
proses kerusakan dan pelapukan. Oleh karena itu kantor Balai Konservasi
Borobudur selalu melakukan pemantauan dan penilikan secara sinambung. Misalnya
pemantauan pertumbuhan mikroorganisme, pemantauan stabilitas batu candi,
evaluasi struktur candi dan bukit, pemantauan geohidrologi, sistem drainase,
analisis dampak lingkungan, dan lain-lain.
Perlindungan
Usaha perlindungan dilakukan dengan membuat mintakat (zoning) pada situs Candi
Borobudur yaitu:
- Zone I: Zona suci, untuk
perlindungan monumen dan lingkungan arkeologis (radius 200 m).
- Zone II: Zona taman wisata
arkeologi, untuk menyediakan fasilitas taman dan perlindungan lingkungan
sejarah (radius 500 m).
- Zone III: Zona penggunaan tanah
dengan aturan khusus, untuk mengendalikan pengembangan daerah di sekitar
taman wisata (radius 2 km).
- Zone IV: Zona perlindungan
daerah bersejarah, untuk perawatan dan pencegahan kerusakan daerah sejarah
(radius 5 km).
- Zone V: Zona taman arkeologi
nasional, untuk survei arkeologi pada daerah yang luas dan pencegahan
kerusakan monumen yang masih terpendam (radius 10 km).
Zona
I dan zona II dimiliki oleh Pemerintah. Zona I dikelola oleh Balai Studi dan
Konservasi Borobudur, zona II dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan, dan Ratu Boko. Di zona II juga tersedia fasilitas turis : parkir
mobil, loket tiket, pusat informasi, museum, kios-kios, dan lain-lain. Zona
III, IV, dan V dimiliki oleh masyarakat, tetapi pemanfaatannya dikendalikan
oleh Pemerintah Daerah.
Peran
Pengunjung
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan
pengunjung Candi agar bisa mendukung upaya pelestarian ini:
Pengunjung
BOLEH:
- Berkunjung pada jam umum
06:00-17:30 WIB.
- Memberi saran dan kritik untuk
perbaikan manajemen dan pelestarian situs budaya baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan,
dan Ratu Boko serta Balai Konservasi Peninggalan Borobudur di email:
balai@konservasiborobudur.org.
Pengunjung
TIDAK BOLEH:
- Menyentuh, memanjat, menduduki,
mencorat-coret dinding candi dan stupa karena tekanan terhadap batu akan
menimbulkan penurunan dan keretakan.
- Memindahkan, mengambil, dan
merubah sususan batu candi karena akan mengubah struktur asal Borobudur.
- Membawa makanan atau minuman ke
atas candi serta mengotori batu candi, karena tiap tetes makanan atau
minuman akan menempel dan mengotori serta merusak batu candi.
- Membuang sampah sembarangan.
- Memasuki daerah candi yang
sedang dipugar atau dibersihkan.
- Berjualan di zona I.
- Melakukan segala bentuk
kegiatan tanpa izin dari Direktorat Peninggalan Purbakala, Jakarta.
Lalu,
berdasarkan Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Nirbenda tahun 2003 yang telah
diratifikasi oleh Indonesia, pelestarian warisan budaya bukan hanya sekadar
pemeliharaan fisik namun juga meliputi pemahaman falsafah warisan budaya.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mendukung upaya
pelestarian secara fisik maupun non-fisik:
- Mematuhi semua peraturan yang
berlaku di situs.
- Memperlakukan fasilitas dan
nilai budaya serta kebajikan yang termuat dalam Candi Borobudur dengan
pantas.
- Belajar memahami makna budaya
serta kebajikan universal yang termuat di dalamnya. Dengan cara ini, kita
mulai melestarikan situs ini secara non-fisik.
- Aktif memberi masukan tentang
perbaikan situs budaya.
- Mempromosikan kebudayaan dan
makna situs baik melalui jalur formal dan non-formal, media populer maupun
pribadi kepada sanak keluarga, teman, rekan kerja, baik di dalam dan luar
negeri.
- Bergabung dalam pergerakan atau
komunitas peduli budaya.
2.3 Bakpia
Djava
Sekitar pukul 3 sore
Waktu Indonesia Barat kami beserta rombongan tiba di toko oleh-oleh Bakpia
Djava. Toko yang menggugah selera berbelanja kami untuk mebeli berbagai jenis
bakpia pathok dan snack-snack lainnya. Ternyata toko yang lumayan besar ini
mempunya sejarah yang bisa dibilang menajubkan.
Berdiri pada tahun 2000, toko Bakpia Djava di Jl.
Aipda KS Tubun No. 93, Pathuk, Jogjakarta merupakan tonggak sejarah. Di kampung
inilah Bakpia Djava lahir dan berkembang.
SEJARAH
Lahir
lantaran permintaan yang terus meningkat, toko ini merupakan lompatan besar
setelah 30 tahun kelahirannya. Bakpia Djava yang semula hanyalah industri
rumahan dan dijajakan keliling kampung berubah menjadi toko.Kecil dan
sederhana. Toko bakpia Djava Pathuk hanya berukuran 7x15m ditambah dapur
produksi yang hanya menampung sekitar 9 karyawan. Namun dari sinilah semua
berawal. Lesunya Pulau Bali oleh wisawatan pasca tragedi bom menggeser kiblat
wisata ke Jogjakarta. Tak hanya libur sekolah, natal dan tahun baru, setiap
Sabtu dan Minggu wisatawan penuh sesak di Jogjakarta.Meningkatkan kunjungan
wisatawan ini secara otomatis mendongkrak permintaan oleh-oleh. Momentum inilah
yang membuat Bakpia Djava berkembang cepat. Produksi bakpia terus digenjot
dengan kualitas yang dijaga ketat.Bakpia Djava mulai melengkapi diri dengan
tidak hanya menjual bakpia sebagai dagangan utama, tapi juga dengan penganan
tradisional lain seperti yangko, geplak, peyek tumpuk serta aneka minuman dari
rempah-rempah. Terhitung, selain bakpia, toko ini menyediakan lebih dari 134
jenis penganan tradisional sebagai oleh-oleh
Setelah selesai berbelanja makanan khas Yogya ini,
kami langsung kembali ke Bus dan melanjutkan perjalanan dan untuk makan sore di
Restaurant Muntilan
2.4 Malioboro
Setelah sekitar satu setengah jam di
Restaurant Muntilan kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke Malioboro.
Untuk membeli oleh-oleh berupa barang dan menikmati Indahnya Kota Yogya pada
malam hari. Kerlap-kerlip lampu, sedikit tetesan air hujan dan banyaknya suara
para pedagang yang menwarkan dagangannya menemani kami dalam menikmati indahnya
Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Senimandan sekaligus Kota Bakpia ini.
Malioboro
merupakan tempat pariwisata sekaligus tempat perbelanjaan yang menjadi ikon
kota Yogyakarta.Tempat
ini pada awalnya dibangun di abad
ke-19,pemerintahan Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan.
Dengan tujuan menandingi kekuasaan pada masa Sultan Mataram dengan kemegahan
istananya. Selain itu dibangun pula Benteng
Vredeburg pada tahun 1765 (sekarang dijadikan museum dan menjadi kawasan public
area ),dibangun pula Istana Keresidenan Kolonial,Pasar Bringharjo,Inna
Garuda Hotel (dulunya Hotel Garuda yang
digunakan untuk penginapan dan berkumpulnya para elit kolonial pada masa
itu),serta kawasan Malioboro itu
sendiri. Letak kesemua bangunan sejarah tersebut berada di utara alun-alun Keraton Yogyakarta
Sebagai daerah
obyek wisata, Malioboro menawarkan wisata belanja yang terdiri dari wisata
belanja tradisional dan modern .Wisata belanja tradisional dimaksudkan adalah
adanya proses jual- beli yang diikuti tawar menawar.Berbagai jenis souvenir
yang dijual oleh pedagang yang berjejer di sepanjang Malioboro. Barang dagangan
yang dijual dikawasan ini seperti pakaian,kaos dagadu batik tekstil,berbagai
macam kerajinan yang terbuat dari kayu,perak kulit dan sebagainya.
Untuk
wisata belanja modern ,Anda juga bisa menemukannya di pertokoan-pertokoan yang berjajar di kawasan Malioboro. Bedanya
hanya ada proses jual beli tanpa adanya peristiwa penawaran harga.
Barang-barang dijual pun hampir sama dengan para pedagang kaki lima yang berada dijalur trotoar. Jika
Anda belum puas menyusuri kawasan Malioboro,Anda bisa mengunjungi obyek wisata
sejarah yang berada tidak jauh dari kawasan ini. Seperti, Benteng
Vredebrug,Sonobudoyo,Masjid Agung,Keraton Yogyakarta,Kampung Kauman dan
juga terdapat pasar tradisional yaitu Pasar
Bringharjo dan Pasar Ngasem
Setelah kurang lebih 2 jam kami berkeliling Malioboro
sambil berbelanja kami pun melannjutkan perjalanan ke Restautrant Pyramid untuk
makan malam dan melanjutkan perjalanan ke Hotel untuk beristirahat
2.5
Hotel Grha Somaya
Sekitar pukul 10 malam Waktu Indonesia
Barat kami (rombongan kelas VIII G) sampai di Hotel Grha Somaya, Kami pun tak
sabar untuk segera membersihkn diri dan beristirahat untuk hari esok, sebuah
pengalaman baru lagi bagi kami untuk bisa satu hotel dan satu kamar dengan
teman-teman dekat kami, hari mulai larut malam, kami pun bergegas untuk tidur
karena kami tak ingin kehabisan waktu untuk istirahat dan membuat kami
kehabisan energi untuk wisata esok hari.
Paginya 23 Desember 2014 sekitar pukul lima lebih lima
belas menit Waktu Indonesia Barat, kami pun segra beranjak dari tempat tidur
lalu bergegas untuk mandi, merapikan barang-barang, dan sarapan pagi. Setelah
semua siswa mendapatkan sarapan pagi kami langsung bersiap untuk berangkat
wisata lagi ke Keraton Yogya
2.6 Keraton Yogyakarta
Sekitar
pukul 8 pagi Waktu Indonesia Barat, kami dan rombongan tiba di Keraton Yogya
untuk melihat secara langsung bagaimana keadaan dan kondisi Keraton Yogya.
Beberapa hal yang kami dapatkan akan kami tuangkan sebagai berikut :
·
Pandangan Umum
Yang disebut keraton ialah tempat
bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata-kata : ka+ratu+an = kraton. Juga
disebut dengan kadaton, yaitu ke+datu+an = kedaton, tempat datu-datu dan
ratu-ratu. Bahaasa Indonesianya istana, jadi kraton ialah sebuah istana,
tetaapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung
arti, arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).
Dan sesungguhnya kraton
Yogyakarta itu penuh dengan arti-arti tersebut di atas. Arsitektur bangunan-bangunannya,
;etak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna
gedung-gedung pun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam didalamnya bukan
sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat
kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari
dan lain-lain.
Arsitek dari kraton ini ialah Sri
Sultan Hamengku Buwono I sendiri. Kompleks kraton terletak ditengah-tengah,
tapi daerah kraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara
ke selatan, dari Tugu sampai Krapyak. Nama kampung-kampung jelas memberi bukti
kepada kita, bahwa ada hubungannya antara penduduk kampung itu dengan tugasnya
di kraton pada waktu dahulu, misalnya : Gandekan = tempat tinggal gandek-gandek
(koerier) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit-prajurit
Wirobraja, Pasindenan tempat tinggal pesinden-pesinden 9penynyi-penyanyi
kraton)
Daerah kraton terletak di hutan
Garjiwati, dekat dengan desa Beringin dan desa Pacetokan karena daera h ini dianggap kurang memadai untuk
membangun sebuah kraton dengan bentengnya, maka aliran Sungai Code dibelokkan
sedikit ke timur dan aliran Sungai Winanga sedikit ke barat.
·
Kedaan Lahiran
Bahwa
kraton Yogyakarta mempunyai arsitektur sedemikian rupa, membujur begitu
panjang, jumlah jalan keluar masuk ada 9 buah, 5 buah jalan bertemu alun-alun
selatan, kalau ada pohon yang mati diganti dengan pohon semacam itu juga,
menunjukan kepada kita bahwa segala sesuatu didalamnya mengandung arti dan
maksud tertentu.
Jalan
besar membujur lurus ke utara, sepanjang jalan ditanami pohon asem dan tanjung.
Masuk melalui Plengkung Gading ke daerah kompleks kraton yang sesungguhnya. Di
pinggir alun-alun selatan, kita lihat 2 batang pohon beringin diberi nama
“Wok”. Le;i;ing alun-alun ditanami pohon-pohon pakel dan Kuweni.
Alun-alun
ini diberi pagar agar tembol kelilingnya, terletak didalam kompleks dalam
kraton. Terlihat agak jauh Plengkung Nirbaya (gading). Berinngin bernama Wok
sedikit kelihatan.
Kedua
beringin ditengah-tengah bernama Supit-Urang. Pagernya mempunyai “design” busur
atu sifat pemuda-pemudi.
Di
sebelah utara alun-alun terdapat sebauh trateg, sebuah tempat berteduh, beratap
anyam-anyaman bambu dan kanan kirinya ditanamai pohon-pohon gayam. Kanan-kiri
Sitihinggil ada 2 buah jalan yang bertemu satu sama lainnya di regol Kemandungan,
sebelah utara Sitihinggil
2.7
Taman Pintar
Sekitar
pukul 10 pagi waktu Indonesia Barat kami tiba di Taman Pintar untuk
melihat-lihat berbagai macam eksperiman-eksperimen yang ada di tempat wisata
tersebut, suasana di sana sangat ramai karena suasana liburan dan banyak
pengunjung juga yang mengunjungi objek wisata tersebut karena rasa ingin tahu
yang sangat tinggi dan objek wisata yang satu ini benar-benar mengajak kita
kembali belajar di masa liburan dan juga kita bisa menambah wawasan dengan
mengunjugi objek wisata ini. Taman pintar berada di tengah pusat kota
Yogyakarta selain berdekatan dengan beberapa objek wisata seperti banteng
Vredeburg dan Malioboro, letak taman ini juga tak jauh dari Istana Negara dan
Keraton Yogyakarta, lokasi yang strategis seperti ini yang membuat taman pintar
mudah dikunjungi. Tujuan dari
pembangunan Taman Pintar ini adalah untuk menyediakan sarana pembelajaran sains
bagi siswa yang mendukung kurikulum
pendidikan, memotifasi anak dan generasi muda untuk mencintai sain, membantu
guru dalam mengembangkan pengajaran di bidang sains dan memberi alternatif
wisata.
Di
taman pintar ini dibagi menjadi beberapa zona, saya akan memberikan detail dari
beberapa zona-sona di taman pintar di antaranya adalah yaitu zona playground.
Zona ini adalah zona penyambutan dan
permainan serta sebagai ruang publik bagi pengunjung. Adapun beberapa bagian
playground adalah Tapak presiden RI, Gong perdamaian, Taman air menari, Koridor
air, Desaku permai, Spectrum warna, Dinding berdendang, Sistem katrol, Forum
batu, Parabola berbisik, Rumah batik, Rumah gerabah dan Wahana bahari. Lalu ada
Gedung Paud. Zona ini memiliki bagian yang disebut dengan zona pendidikan anak
usia dini atau PAUD bagi anak-anak usia pra sekolah hingga taman kanak kanak
adapun beberapa ruangan yang disediakan adalah Ruang komputer kids, Ruang
petualangan, Ruang provesi, Ruang pertunjukan, Ruang perpustakaan anak, Ruang
religi dan budaya dan Ruang susun balok. Di lantai 1 zona untuk pengenalan
lingkungan dan eksibisi ilmu pengetahuan . adapun beberapa wahana yang
disediakan di sini adalah Aquarium air tawar, Dome area,Kehidupan prasejarah, Titian
sains, Harmoni alam dan Sistem tata surya. Adapun beberapa fasilitas di Taman
Pintar, yaitu Alat-alat peraga IPTEK yang interaktif, Ruangan yang disewakan
untuk umum., Food Court, Musholla, ruang kesehatan dan Lift untuk pengunjung
yang berkebutuhan khusus.
2.8 Kebun Binatang Gembira Loka
Setelah dari Taman Pintar kami melanjutkan
untuk makan siang di Restaurant Pyramid. Pada jam setengah 2 kami tiba di Kebun
Binatang Gembira Loka. Kebun Binatang Gembira Loka berdiri karena keinginan Sri
Sultn Hamengku Buwono IX untuk mengembangkan `Bonjara` tempat memelihara satwa
kelangenan raja menjadi suatu kebun binatang publik. Gembira Loka didirikan diatas lahan 20ha yang
separonya berupa hutan lindung. Disitu terdapat lebih dari 100 spesies satwa
diantaranya 61 spesies flora. Letaknya di daerah aliran sungai Gajah Wong.
Akses menuju Gembira Loka sangat mudah dengan angkutan kota dan kendaraan. Pada
awalnya dimulai dari beberapa hewan macan tutul yang berhasil ditangkap
penduduk setempat karena mengganggu desa dan sebagian berasl dari lereng merapi
yang hutannya terbakar akibat awan panas.
Gembira Loka Zoo memiliki koleksi satwa yang
cukup lengkap. Akhir-akhir ini, dikabarkan bahwa GLZ sedang mengadakan
kesepakatan dengan Singapore Zoo untuk pertukaran hewan yakni 6 ekor Pinguin
Jackass. Gembira Loka Zoo selalu berusaha memberikan yang terbaik demi
kenyamanan pengunjung serta kelestarian alam. Beberapa kali didengar bahwa
gajah melahirkan, burung kakatua menetaskan telurnya, serta kuda pacu
melahirkan anaknya.
Satu hal yang memprihatinkan adalah banyak
kondisi satwa yang kurang terurus. Banyak fasilitas yang seakan seadanya saja.
Hal itu karena pendapatan dari tiket masuk sangat kecil dari sedikitnya
wisatawan yang berkunjung.
Namun sejak tahun 2010 Gembira Loka Zoo mulai
merehabilitasi dan merekonstruksi kebun binatangnya. Bahkan sampai tahun 2012
sedang dalam proses pembuatan untuk “Taman Burung” dan sedangkan untuk “Taman
Reftil dan Amfibi” sudah dalam tahap sentuhan akhir. Beberapa pedagang asongan
pun sudah mulai dibenahi, agar terkesan rapi dan bersih. Semenjak itu, GLZ
mulai dikunjungi pengunjung dengan jumlah yang lebih banyak.
Beberapa
binatang yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka :
Burung
Yellow and Blue Macaw
Deskripsi :
Bagian bawah
tubuhnya (dada,ekor,) didominasi oleh warna kuning dan bagian atasnya
sayap,punggung,dan ekor didominai oleh warna biru terang. Burung ini berukuran
besar ,sekitar 75-83cm
Reproduksi :
Bersarang di atas
pohon atau di tebing. Telur biasanya 2 butir (1-3), dierami selama 37-40 hari.
Persebaran :
Burung ini adalah
penghuni puncak puncak-pohon di hutan-hutan Amazon mulai dari daerah panama
barat, Colombia Selatan, Amazone, Brazil bagian tenggara , Bolivia, equador.
Pangan :
Buah-buahan
dan biji-bijian
Perlindungan :
Cites apppendixs
II
Pinguin
Jackess
Deskripsi :
Seperti semua
pinguin, Jackass memiliki tubuh ramping dan sayap kaku yang sangat berguna
untuk bergerak di air. Berat saat dewasa rata – rata 2,2 - 3,5 kg dan memiliki
panjang tubuh antara 60-70 cm. Salah satu kekhasan dari pinguin ini adalah
warna merah muda yang berada tepat di atas pelipis matanya. Kelenjar merah muda
ini di atas mereka membantu mereka untuk mengatasi perubahab iklim. Bila suhu
semakin panas, tubuh Pinguin Jackess akan mengirim lebih banyak darah ke
kelenjar ini dan akan didinginkan oleh udara sekitarnya sehingga daerah
tersebut berwarna merah muda gelap.
Reproduksi :
Pinguin Jackess
bersifat monogami dengan jumlah telur 1-2 butir yang dierami bergantian selama
40 hari.
Persebaran :
Tersebar dalam
beberapa koloni yang mendiami pantai selatan hingga pantai barat Benua Afrika.
Habitat :
Pinguin Afrika
biasanya ditemukan berjarak 40 km dari bibir pantai dan akan berkoloni di darat
untuk berkembang biak meranggas, dan
beristirahat.
Pangan :
Ikan dan cumi –
cumi.
Kuda Nil
Deskripsi :
Kuda nil jenis ini
berukuran besar panjang tubuh 150-175 cm tinggi bahu 100 cm dan berat tubuh
antara 160-240 kg. Tubuh tertutup oleh kulit yang berwarna hitam kemrahan
bagian kaki dan perut berwarna coklat leher nampak longgar kepala besar.
Rambutnya amat jarang. Mempunyai kelenjar keringat yang mengeluarkan cairan
seperti pelumas dan berfungsi sebagai pendingin tubuh
Reproduksi :
Setelah kawin
induk kudanil akan bunting selama 210 haridan melahirkan 1 ekor anak. Anak yang
baru dilahirkan biasanya sudah dapat berenang dan akan di asuh oleh induknya
hingga remaja.
Pakan :
Di habitat aslinya kuda nil akan memakan
berbagai jenis tanaman yang tumbuh di lahan terbuka dan perairan.
Penyebaran dan habitat :
Hewan ini menyukai hidup di dekat perairan air
tawar,sungai dan rawa-rawa yang tersebar di benua Afrika,dari congo hingga
tanzania.
Dan beberapa binatang lainnya.
2.9 Candi Prambanan
Sekitar pukul 4 sore waktu Indonesia
barat rombongan kami
tiba di Candi Prambanan, cuacanya hujan sehingga kami harus menyewa payung walaupun demikian kami tetap antusias untuk melihat
lebih dekat Candi Prambanan tersebut. Sebelum kami memasuki
kawasan tersebut, kami menyempatkan
diri untuk berfoto bersama antar kelas masing-masing agar menjadi kenanga-kenangan saat kami balik ke Bali
lagi. Setelah itu kami diberi waktu untuk berkeliling di
sekitar Candi Prambanan dan melihat
keindahan candi tersebut. Candi prambanan
adalah kelompok percandian hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti sanjaya
pada abad IX.
ditemukannya tulisan nama Pikatan
pada candi ini dibangun oleh rakai
pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai
Balitung berdasarkan
prasasti berangka tahun 856m “Prasasti
Siwargrha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan
kedudukannya sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan
mataram ke Jawa
Timur berakibat tidak terawatnya
Candi - Candi
di daerah ini ditambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya
gunung berapi menjadikan Candi
Prambanan runtuh tinggal
puing puing batu yang berserakan. Sungguh menyedihkan itulah keadaan pada saat
penemuan kembali candi prambanan. Candi Loro Jonggrang yang sering disebut
candi Prambanan terletak persis di perbatasan provinsi daerah Istimewa
Yogjakarta dan provinsi Jawa Tengah,kurang lebih 17 km ke timur dari kota
Yogjakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo. Komplek Percandian
Prambanan ini termasuk kedalam 2 wilayah yakni komplek bagian barat masuk
wilayah Daerah Istimewa Yogjakarta dan bagian timur masuk wilayah Propinsi Jawa
Tengah. Percandian Prambanan berdiri di sebelah Timur sungai Opak kurang lebih
200 m sebelah utara Jl.Raya Yogya-Solo.
Foto Prambanan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
a.
Kota Yogyakarta merupakan kota yang indah,
akan masih saja ada tindak kriminal di kota ini. Tapi kota ini tetap
menjadi kota para pelajar karena banyak perguruan yang bagus, berkualitas dan
terkenal.
b.
Selain kota pelajar, kota Yogyakarta juga
terkenal dengan kualitas pasar tradisional dan pasar modern, salah satu pusat
perbelanja adalah Malioboro. Di tempat ini banyak menjual aksesoris, makanan,
dan pakaian.
c.
Kota Yogyakarta, juga terkenal dengan
pariwisatanya. Tempat pariwisatanya di Yogyakarta adalah :
1) Candi
Borobudur
2) Candi
Prambanan
3) Taman
Pintar
4) Keraton
Yogyakarta
5) Malioboro
d.
Karena keragaman budayanya Yogyakarta menjadi
terkenal hingga mancanegara. Oleh karena itu kita harus menjaga dan
melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Yogyakarta.